Jumat, 09 Maret 2012

Jejaring Sosial Karya Anak Bangsa

Jejaring sosial sukses menjaring pengguna di seluruh dunia, terutama Indonesia yang ikut memacu anak bangsa untuk melakukan hal serupa. Dua mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) telah menciptakan jejaring sosial, yang diberi nama Letterater (http://www.letterater.com)

Bambang Saswanda Harahap (25 tahun) dan Palit Hanafi Lubis (27 tahun), mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya USU, merupakan pencipta jejaring sosial tersebut. Kedua mahasiswa ini membuat Letterater setelah melihat kelemahan pada Facebook dan Twitter.

Konsep dari Letterater di dedikasikan kepada semua penggunanya yang memiliki kegemaran menulis sastra, seperti puisi, cerpen, dan esai, tanpa ada batasan konten.

Bambang pun mengaku dalam menggarap jejaring sosial ini dibantu tiga orang adik kelasnya yaitu Bambang Riyanto dan Rodiyah yang saat ini tercatat sebagai mahasiswa sastra USU, serta Joshua dari Kampus IBBI Medan jurusan komputer.

Letterater lebih mengarahkan penggunanya agar lebih bijak dalam kegiatan menulis apa saja di dalam dinding akunnya. Misalnya, terdapat tab (pilihan halaman website) yang mereka ciptakan, yaitu puisi, cerpen, resensi film, resensi buku dan esai. Situs ini pun diharapkan dapat menambah kepercayaan diri penggunanya untuk menulis sebuah karya.

Letterarter sudah menjaring 5.000-an member sejak di-publish kurang lebih empat bulan lalu. Letterater juga membuat semacam kompetisi bagi membernya dimana setiap harinya akan ada tulisan populer berdasarkan komentar, like, dan kutipan terbanyak dari karya tersebut. Rencana ke depannya Letterater akan berkembang menjadi jejaring sosial yang dapat memberikan apresiasi kepada setiap usernya. Tidak hanya itu, dalam waktu dekat ini setiap user yang karyanya menjadi tulisan populer juga akan diberikan reward.

Saat ini Letterater juga sudah mempunyai versi aplikasi Blackberry sejak tanggal 1 Maret 2012. Aplikasi ini dapat diunduh di www.m.letterater.com/bb. Saat ini, dana untuk pengembangan masih berasal dari kantong mereka pribadi. Kocek ratusan juta pun sudah mereka gunakan untuk mengembangkan Letterater.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar